Isnin, 24 Safar 1434H: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Natil (bin Odis Al Hazami), seorang penduduk Syam, bertanya kepadanya, "Wahai, Tuan Guru! Ajarkanlah kepada kami hadis yang Anda dengar dari Rasulullah saw."
Jawab Abu Humirah, "Baik! Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Orang yang pertama-tama diadili kelak di hari kiamat, ialah orang mati syahid. Orang itu dihadapkan ke pengadilan, lalu diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah diperolehnya, maka dia mengakuinya.
Tanya, "Apakah yang engkau perbuat dengan nikmat itu?"
Jawab, "Aku berperang untuk agama Allah sehingga aku mati syahid."
Firman Allah, "Engkau dusta! Sesungguhnya engkau berperang supaya dikatakan gagah berani. Dan gelar itu telah engkau peroleh."
Kemudian dia disuruh seret dengan muka telungkup lalu dilemparkan ke neraka.
Kemudian dihadapkan pula orang 'alim yang belajar dan mengajarkan ilmunya serta membaca Al Quran. Dihadapkannya kepadanya nikmat yang telah diperolehnya, semua diakuinya.
Tanya, "Apa yang engkau perbuat dengan nikmat itu?"
Jawab, "Aku belajar, mengajar, dan membaca Quran kerana Engkau."
Firman Allah, "Engkau dusta! Sesungguhnya engkau belajar dan mengajar supaya disebut orang Alim, dan engkau membaca Al Quran supaya dikatakan sebagai Qari (ahli baca). Semua itu telah dipanggilkan orang kepada mu."
Kemudian dia disuruh seret dengan muka menghadap ke tanah lalu di lemparkan ke neraka.
Sesudah itu dihadap pula orang yang diberi kekayaan oleh Allah dengan berbagai macam harta. Semua kekayaannya dihadapkan kepadanya lalu diingatkan segala nikmat yang telah diperolehnya, ia pun mengakui.
Tanya, "Apa yang telah engkau perbuat dengan harta sebanyak itu?"
Jawab, "Setiap bidang yang Engkau sukai tidak ada yang ku tinggalkan, melainkan aku sumbang semuanya kerana Engkau."
Firman Allah, "Engkau dusta! Sesungguhnya engkau melakukan semuanya itu supaya engkau disebut orang yang pemurah, dan gelar itu telah engkau peroleh."
Kemudian dia disuruh seret dengan muka menghadap ke tanah lalu dilemparkan ke neraka
Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 1859.
No comments:
Post a Comment