Monday, May 31, 2010

Hadis : Asal Usul Azan

Isnin, 17 Jamadilakhir 1431H : Dari Abdullah bin Umar katanya:”Adalah kaum muslimin ketika baru sampai di kota Madinah, berkumpul menunggu waktu sembahyang kerana belum ada cara untuk memberitahu. Pada suatu hari mereka itu bermesyuarat tentang cara pemberitahuan waktu; ada yang mengatakan supaya menggunakan loceng seperti Nasrani dan ada pula yang mengatakan supaya menggunakan trompet seperti Yahudi. Maka berkata Umar bin al-Khattab r.a:” Bukankah lebih baik menyuruh seseorang meneriakkan atau memberitahukan waktu sembahyang?” Bersabda Rasulullah s.a.w:”Hai Bilal, pergilah dan ajaklah orang-orang bersembahyang.” ( Muslim)


Huraian
Ketika orang-orang Islam masih sedikit jumlahnya, kesulitan tidak timbul untuk mereka berkumpul bersama-sama bagi menunaikan solat secara berjemaah. Namun semakin hari semakin banyak bilangan orang-orang Islam sehingga timbullah masalah untuk memanggil atau mengingatkan mereka untuk menunaikan solat pada waktunya. Al maklum setiap orang mempunyai potensi terhadap kealpaan ataupun kelalaian pada diri masing-masing disebabkan oleh berbagai-bagai urusan kehidupan yang dijalani mereka.

Oleh sebab itu wujudlah mesyuarat yang membincangkan tentang keperluan bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mengingat dan memanggil semua orang untuk solat tepat pada waktunya. Ada banyak cadangan yang diusulkan seperti yang diceritakan di dalam hadis.

Salah satu daripada usul itu datang dari Umar r.a yang mencadangkan agar ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk solat pada setiap masuknya waktu solat. Saranan ini kebanyakannya dipersetujui oleh semua orang, termasuk Rasulullah s.a.w. memandangkan banyak cadangan-cadangan yang lain lebih mirip kepada kaum kafir. Namun yang menjadi persoalannya kini ialah bagaimana perlaksanaannya?

Abu Dawud mengisahkan bahawa Abdullah bin Zaid r.a meriwayatkan :"Ketika cara memanggil kaum Muslimin untuk solat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidur aku bermimpi melihat ada seseorang sedang memegang sebuah loceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud hendak menjual loceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual kepada aku saja. Orang tersebut malah bertanya," Untuk apa ? Aku menjawabnya, "Bahawa dengan membunyikan loceng itu, kami dapat memanggil kaum Muslimin untuk menunaikan solat." Orang itu berkata lagi, "Adakah kau mahu jika ku ajarkan cara yang lebih baik ?" Dan aku menjawab " Ya !"Lalu dia berkata lagi, dan kali ini dengan suara yang amat lantang , " Allahu Akbar, Allahu Akbar.."

Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Rasulullah s.a.w dan menceritakan perihal mimpi itu kepada baginda. Dan baginda bersabda: "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah di samping Bilal dan ajarkan dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan azan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu aku pun melakukan hal itu bersama Bilal."

Rupanya, mimpi yang serupa dialami pula oleh Umar r.a, beliau juga menceritakannya kepada Rasulullah s.a.w. Baginda s.a.w bersyukur kepada Allah SWT di atas semua petunjuk tersebut.
Pertikan dari Hadis Harian Jakim

Thursday, May 27, 2010

Diperbolehkan Berbuat Baik Kepada Orang Kufar

Khamis 13 Jamadilakhir 1431H :- Berbuat baik kepada orang - orang kufar boleh sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, ”Laa yanhaakumullahu ‘anil ladziina lam yuqaatiluukum fid diini wa lam yukhrijuukum min diyaarikum an tabarruuhum wa tuqsithuu ilayhim innallaha yuhibbul muqsithiin”.

Maknanya “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang – orang yang tiada memerangi kamu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang berlaku adil” (Al Mumtahanah 8)

Ada perbedaan antara al birr (kebaikan) dengan al mawaddah (kecintaan), sebagaimana yang tertera dalam Lisaanul Arab (I : 247) dan Al Qaamuus:
  • Al birr bermakna ash shillah (penghubung) dan berbuat ihsan.
  • Al mawaddah dalam kitab yang sama (Lisaanul Arab dan Al Qaamuus) memiliki arti al hubb (rasa cinta).

Jadi berbuat kebaikan terhadap non muslim tidak menuntut adanya rasa kecintaan dan kasih sayang, itulah yang dipahami oleh para salafush shalih.

Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Sesungguhnya berbuat kebaikan (al birr), al shillah dan al ihsan tidak menuntut adanya sikap saling mencintai dan saling menyayangi” (Al Fath 5 : 276, syarah hadits al Bukhari no. 2620)

Allah Ta’ala berfirman,“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih sayang dengan orang – orang yang menentang Allah dan RasulNya , sekalipun orang – orang itu bapak – bapak atau anak – anak atau saudara – saudara ataupun keluarga mereka” (QS Al Mujaadilah 22)

Ibnul Qayyim Al Jauziyah rahimahullaH menjelaskan bahwa (berbuat baik kepada mereka) tidak menunjukan loyalitas yang terlarang, bahkan Allah Ta’ala menuliskan kebaikan pada segala sesuatu yang diridhaiNya, adapun yang terlarang adalah berwala’ (setia) kepada orang kafir dan mencintai mereka (Ahkaamu Ahlidz Dzimmah I : 301)
Petikan dr Blog Di Serambi Mesjid

Wednesday, May 26, 2010

Tanda Kiamat - Bermegah-Megah Mendirikan Masjid

Rabu, 12 Jamadilakhir 1431H : Antara tanda-tanda kiamat ialah terdapatnya kecenderungan umat Islam untuk mendirikan masjid bagi tujuan untuk bermegah-megah dan bukannya atas takwa. Masjid hebat tetapi solat lima waktu tidak didirikan sepenuhnya dan orang yang solat berjemaah boleh dikira dengan jari. Ini semua telah disabdakan oleh Rasulullah SAW 1400 tahun dahulu dan berlaku pada hari ini. Antara sabdanya :

Dari Anas radhiyallaHu ‘anHu, Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,“Laa taquumus saa’atu hatta yatabaaHan naasu fil masaajidi” yang artinya “Tidak akan tegak hari kiamat sampai manusia bermegah-megah dengan (membangun) masjid-masjid (nya)” (HR. Abu Dawud no. 449)

Maka pada hari ini kita menyaksikan kebanyakkan dari kaum muslimin telah bermegah-megah di dalam membangun mesjid-mesjid mereka, siapa diantara mereka yang paling megah dan paling bagus bangunannya, serta yang paling cantik dalam menghiasinya, padahal Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda,

Maa umirtu bitasy-yiidil masaajidi” yang artinya “Aku tidak diperintah untuk memegahkan masjid-masjid”.

Kemudian berkata Ibnu Abbas radhiyallaHu ‘anHu, “Sungguh kalian akan memperindah (masjid-masjid), sebagaimana Yahudi dan Nashara telah memperindah (tempat ibadah mereka)” (HR. Abu Dawud no. 448)

Tuesday, May 25, 2010

Mutiara Hadis 2

Selasa, 11 Jamadilakhir 1431H :-

  • Abu Qaqid Allaitsy ra.a. berkata; Nabi saw bersabda: Allah ta'ala berfirman: "SesungguhNya aku turunkan harta untuk menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Dan andaikan seorang anak Adam telah memiliki sebuah lembah, ia masih ingin memiliki dua lembah, dan bila ia telah memiliki dua, ia ingin mendapat ketiga, dan tidak ada yang dapat memenuhi perut anak Adam kecuali tanah Dan Allah akan mengampuni orang yang taubat" (Hadis Riwayat Ahmad, At-Thabarani)

  • Ali ra. berkata: Nabi saw bersabda: Allah ta'ala berfirman: "Aku sangat murka ke atas orang yang melakukan kezaliman (aniaya) terhadap seorang yang tidak ada pembelanya selain Aku". (Hadis Riwayat Athathabarani didalam kitab "Alkabar" dan Al Qudha'ie dan Ali)

  • Abu Said ra. berkata: Nabi saw bersabda: Allah ta'ala berfirman: "Carilah kebaikan kepada orang-orang yang mempunyai sifat belas kasih daripada ummat-Ku tentu kamu akan dapat hidup di bawah lindungannya, karena dari orang-orang yang kejam hati karena murka-Ku menimpa di atas mereka". (Hadis Riwayat Al Qudha'ie dari Abi Said )

  • Anas ra berkata: Nabi saw. bersabda: Allah ta'ala berfirman: "Aku telah menyediakan bagi hamba-hambaKu yang beriman dan beramal saleh kenikmatan yagn tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga ataupun terlintas dalam hati manusia (Hadis Riwayat Ibnu Jarir dari Anas)

  • Rasulullah saw bersabda : "Malu Itu Tidak Datang Kecuali Dengan Membawa Kebaikan" (Riwayat Bukhari & Muslim)

  • Sabda Nabi saw :"Sesungguhnya besar ganjaran adalah dengan besarnya ujian. Sesungguhnya Allah jika Dia mengasihi sesuatu kaum, nescaya mereka akan diuji dengan ujian. Barangsiapa yang redha maka baginya keredhaan Allah. Barangsiapa yang tidak bersabar, nescaya Allah juga tidak akan bersabar dengan mereka!" (Riwayat At-Tirmizi & Ibnu Majah)

  • Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang Allah mahukan kebaikan untuknya, nescaya Dia akan mengujinya dengan kesusahan" (Riwayat Al-Bukhari)

  • Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh ajaib perihal orang mukmin, sesungguhnya semua urusan mereka adalah kebaikan. Dan keadaan ini tidak ada melainkan kepada orang yang beriman sahaja. Sekiranya beroleh kurniaan dia akan bersyukur, maka jadilah kurniaan itu baik untuknya. Manakala apabila ditimpa musibah, dia bersabar. Maka jadilah musibah itu kebaikan untuknya." (Riwayat Muslim)

  • "Daripada Ibnu Umar menyatakan bahawa Nabi (s.a.w) sudah memberikan kebun baginda kepada penduduk Khaibar untuk diusahakan dengan syarat mereka (Penduduk Kaibar) akan memberikan sebahagian daripada buah-buahan atau hasil tanaman yang diusahakan". (Riwayat Muslim)

Monday, May 24, 2010

Mutiara Hadis 1

Isnin, 10 Jamadilakhir 1431H : Rasulullah SAW meninggalkan kepada umatnya dua perkara iaitu AlQuran dan Sunnahnya (Hadis). Sesiapa yang mengikutnya makanya maka mereka tidak akan sesat selama-lamanya. Berikut adalah beberapa hadis dari berjuta-juta hadis untuk renungan dan amalan kita:
  • Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a katanya, Rasulullah s.a.w bersabda:”Setiap orang yang puasa satu hari kerana Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh 70 000 musim.” (Hadis Riwayat Muslim)

  • Dari Jabir bin Abdullah r.a katanya:”Satu jenazah berlalu di hadapan Rasulullah s.a.w lalu baginda berdiri. Kami pun berdiri juga mengikut baginda. Kemudian kami berkata:”Ya rasulullah! Itu jenazah orang Yahudi.” Sabda baginda:”Kematian itu mengejutkan. Oleh itu bila kamu melihat jenazah (lalu) berdirilah.” (Hadis Riwayat Muslim )

  • Dari Abu Hurairah r.a, katanya:”Rasulullah s.a.w melihat kahak di kiblat masjid. Lalu baginda menghadap kepada orang ramai lalu bersabda:”Bagaimana pendapat kamu semua jika seseorang sedang solat menghadap Tuhannya, lalu dia meludah ke hadapan? Senangkah kamu jika kamu sedang dihadapi seseorang, tiba-tiba orang itu meludahi mukamu? Kerana itu jika kamu meludah ketika solat, maka ludahlah ke kiri atau ke bawah kakimu. Jika itu tidak mungkin, ludahlah ke sapu tanganmu.” (Hadis Riwayat Muslim)

  • Dari Ibnu ‘Umar r.a katanya:”Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:”Tidak diterima solat seseorang tanpa suci dan tidak diterima sedekah yang berasal daripada kejahatan (seperti mencuri, menipu, menggelapkan wang, merompak, judi dan sebagainya)” (Hadis Riwayat Muslim )

  • Abu Hind Arrazi berkata: Nabi saw. bersabda: Allah ta'ala berfirman: "Ingatlah kepadaKu dengan mentaatiku, Aku akan ingat kepadamu dengan pengampunan-Ku. Barang siapa ingat kepada-Ku seraya ia berta'at, maka patutlah Aku ingat kepadanya dengan pengampunan-Ku, dan barangsiapa ingat kepada-Ku seraya ia bermaksiat, maka patutlah Aku ingat kepada-Nya dengan kebencian". (Hadis Riwayat Ad-Dailami dan Ibnu Asakir dari Abi Hind-Arrazi).

  • Abu Dardaa' ra. berkata: Nabi saw. bersabda: Allah ta'ala berfirman: "Sesungguhnya seorang hamba yang Aku beri sehat badannya. Dan luas rezekinya kemudia hingga empat tahun tidak datang berkunjung kepadaKU (yakni berhaji), sesungguhnya orang itu sangat rugi". (Hadis Riwayat Atthabarani dan Abu Ya'ala).

  • Ibnu Abbas ra. berkata: Nabi saw. bersabda: Allah ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Aku hanya menerima salat dari orang yang merendahkan diri karena keagungan-Ku dan tiada menyombongkan dirinya di atas makhluk-Ku, tiada terus menerus bermaksiat pada-Ku, menghabiskan masa harinya berdzikir kepada-Ku, berbalas kasih kepada orang miskin, orang musafir-ibnussabil- perempuan janda dan orang yang terkena mushibah. Ia bercahaya laksana matahari. Aku lindungi ia dengan kesabaran-Ku dan memerintahkan malaikat-Ku menjaganya. Aku berinya cahaya dalam kegelapan dan kesabaran dalam kesukaran. Ia di antara makhluk-makhluk-Ku laksana "firdaus" diantara barisan surga". (Hadis Riwayat Al-Bazzar dari Ibnu Abbas)

Friday, May 21, 2010

Tujuh Prinsip Dakwah

Jumaat, 07 Jamadilakhir 1431H : - Dalam usaha membentuk diri menjadi pendakwah yang baik ulama telah mengariskan tujuh prinsip yang perlu dibentuk,dimiliki dan dihayati iaitu:
(1) Apakah maksud kalimah iman "Laa Ilaha Illallah "?
Bermaksud Tiada Tuhan Melainkan Allah serta bermaksud mengeluarkan 100% kebesaran makhluk dan memasukkan kebesaran Allah di dalam hati kita.] Maksudnya juga "Tiada yang berkuasa membuat sesuatu tanpa izin Allah SWT dan Allah SWT boleh membuat apa sahaja tanpa izin makhluk."
(Kejadian Allah tanpa bersebab, tiada permulaan dan tiada pengakhiran. Kewujudan manusia disebabkan adanya kewujudan Allah)
Iman tidak ada hadnya (batasnya) sepertimana tidak ada hadnya kebesaran dan keagungan Allah SWT. Untuk memperkuatkan iman kita perlu membuat tiga (3) perkara:
(i) Banyak bercakap tentang Laa ilaha Illallah;
(ii) Bila orang bercakap kepada kita tentang Laa ilaha Illallah, maka hendaklah kita
mendengar dengan tumpuan serta membenarkannya.
(iii) Kita hendaklah berdoa memohon iman seperti seorang fakir memohon. Apabila iman kita
menjadi kuat, maka dengan izin Allah SWT kita akan dapat mentaati seluruh perintah
Allah SWT dengan cara Nabi Muhammad s.a.w.

Nilai Iman;- Iman sebesar zarah harganya di sisi Allah SWT ialah syurga yang luasnya sepuluh 10 kali dunia. Harta sebanyak dunia tetapi mati tanpa iman tidak akan dapat walaupun baunya syurga. Di dalam sebuah hadith Nabi s.a.w bersabda lebih kurang: Allah SWT akan memerintahkan pada Hari Pengadilan "Keluarkan dari neraka jahannam, semua mereka yang berkata Laa ilaha Illallah dan yang mempunyai iman walaupun sebesar zarah di dalam hatinya. Keluarkan semua mereka yang berkata Laa ilaha Illallah atau mengingati Aku dengan berbagai cara atau takut kepada Aku pada bila-bila masa".
Iman itu nilainya adalah syurga. Iman yang paling kecil, iaitu sebesar zarah dihargai oleh Allah SWT dengan syurga yang luasnya sepuluh 10 kali dunia. Allah SWT akan berkata kepada mereka yang paling akhir masuk syurga, "Hendakkah kamu syurga yang luasnya seperti dunia yang kamu hidup dahulu? Maka mereka menyangka bahawa Allah SWT mempermain-mainkan mereka dan mereka berkata, "Oh,! Ya, Allah! Kamu adalah Rab (Tuhan) dan kami adalah hambaMu. Oleh itu janganlah kamu mempermain-mainkan kami". Allah SWT akan berkata bahawa Allah SWT bukan sahaja memberi mereka syurga yang luasnya seperti dunia yang mereka hidup dahulu malahan sepuluh 10 kali ganda luasnya.
Kelebihan:- Siapa yang akhir Kalamnya (meninggal dunia) dapat menyebut Kalimah Lailahailallah nescaya Allah akan memberi syurga 10 kali ganda besar dunia.
Cara hendak mendapatkannya;- Dakwah maksud, kelebihan dan cari cerita hadis kisah para sahabat s.a.w. ketika Khalid Alwalid menjadi tawanan Saidina Umar sebelum beliau masuk Islam; Nafikan dalam hati kebesaran dan keagungan makhluk tetapi isbatkan Keagungan Allah; Doa supaya Allah mengurniakan kalimah tersebut kepada kita.


(2) Apakah maksud kalimah "Muhammadurasulullah"?Bermaksud Muhammad itu pesuruh Allah serta yakin cara sunnah nabi membawa kejayaan di dunia dan akhirat tidak cara lain.] Kalimah Muhammadar- Rasulullah juga adalah kalimah amal. Ianya tidak boleh dipisahkan dari kalimah iman. Seluruh sunnah Nabi Muhammad s.a.w. adalah amalan keseluruhan agama. Kekurangan di dalam mengamalkan sunnah menandakan kekurangan di dalam mengamalkan agama. Kekurangan di dalam mengamalkan agama menandakan kekurangan iman.

( Sesiapa yang mengamalkan sunnah Muhammad maka ia telah benar2 mengenali Nabi Muhammad dan ia akan mendapat Allah, sesiapa yang hanya tahu kisah atau sejarah Muhammad saja tanpa mengamal sunnahnya belum mengenali Nabi Muhammad yang sebenarnya)
Kelebihan:-Barangsiapa yang menghidupkan sunnah nabi s.a.w di zaman kerosakkan fasyak dan mungkar ummat, Allah akan beri ganjaran 100 pahala mati syahid.
Cara hendak mendapatkannya;- Dakwah maksud, kelebihan dan cari hadis kisah para sahabat s.a.w. cerita dua 2 orang sahabat berjalan di suatu lorong; Amal semudah-mudah sunnah hingga sesukar-sukar sunnah Rasulullah s.a.w.; Doa supaya dicampakkan hakikat kalimah ini.

(3) Apakah maksud Solat khusyuk ,khuduk & tawaduk?
[Bermaksud bagaimana hendak membawa ketaatan mengingati Allah dalam solat hingga ke luar solat.] Solat adalah perintah Allah SWT yang paling unggul yang dikurniakan kepada Rasulullah s.a.w. tanpa perantaraan malaikat Jibril a.s. Solat yang terbaik adalah solat Nabi Muhammad s.a.w dan juga solat sahabat-sahabat baginda yang telah belajar terus dari baginda sa.w.
Untuk mendapatkan solat yang baik, kita perlu membuat tiga 3 perkara:
(i) Apabila kita melihat orang yang tidak bersolat maka kita hendaklah merasa sedih dan
kasihan serta berusaha untuk menyediakan dia kepada solat
(ii)Apabila kita berdiri di dalam solat, kita hendaklah membawa di dalam solat kita lima 5
perkara:

(a) Yakin yang betul (sahih). (Berdiri di dalam solat dengan yakin bahawa semua makhluk termasuk dirinya tidak boleh berbuat apa-apa tanpa izin Allah SWT).
(b) Bersolat dengan cara Nabi Muhammad s.a.w. (Membetulkan bacaan di dalam solat, dan bacaan al-Quran di dalam solat serta mengetahui perkara masa'il di dalam solat. Jika kita tidak tahu tentang perkara masa'il di dalam solat, hendaklah bertanya dengan alim-ulama'.
(c) Berdiri di dalam solat, seumpama menghadap Allah SWT atau seumpama Allah SWT melihat kita (Ehsan).
(d) Membayangkan faedah serta ganjaran yang dijanjikan oleh Allah SWT di atas amalan di dalam solat.
(e) Melakukan solat semata-mata dengan niat untuk mencari keredhaan Allah SWT.

(iii) Apabila selesai mengerjakan solat, maka kita hendaklah bersyukur kerana Allah SWT
telah memberi taufik kepada kita untuk bersolat serta beristighfar di atas kecacatan di
dalam solat. Solat yang baik akan dapat menjadi asbab untuk turunnya bantuan Allah
SWT dan dapat mencegah kita daripada melakukan maksiat dan kemungkaran.

Nilai Solat;- Diriwayatkan di dalam hadith bahawa Allah SWT mengurniakan lima 5 perkara kepada mereka yang menjaga solatnya:
Kelebihan 5 jaminan orang yang menjaga solat:-
1. Berkat rezeki; Diangkat azab kubur;
2. Diberi buku catitan amal di Padang Mahsyar dengan tangan kanan;
3. Melalui titian sirat sepantas kilat;
4. Masuk syurga tanpa hisab;
5. Kelepasan bagi sesiapa yang menjaga solat selama empat puluh 40 hari tanpa ketinggalan takbiratul ula maka dijauhkan dari sifat nifaq (munafik) dan neraka.
Cari; Cerita dari Hadis Rasulullah s.a.w mengenai Saidina Ali r.a. ketika kelaparan.
Cara hendak mendapatkannya;- Dakwah kelebihan, maksud, dan cari hadis kisah para sahabat s.a.w. iaitu cerita mengenai Saidina Ali ketika kelaparan; Solat di mana azan diazankan (masjid); Doa supaya selalu dikurniakan hakikat.

(4) Apakah maksud Ilmu dan Zikir?
Ilmu -Ilmu bermaksud apakah adanya perasaan haus dan keinginan untuk mencari perkara yang diredhai (disukai) oleh Allah untuk kita melakukannya hari ini dan bagaimana mengikut cara Nabi Muhammad saw. Untuk mengetahui apakah perintah yang paling Allah SWT sukai pada bila-bila masa, kita perlu kepada ilmu fadhail ( hadis-hadis dan kelebihan-kelebihan amalan soleh dan amalan sunnah). Untuk mendapatkan ilmu fadhail, kita perlu duduk di dalam halkah ta'alim fadhail di masjid dan di rumah. Untuk mengetahui apakah cara untuk melakukan sesuatu amalan mengikut cara Nabi Muhammad SAW, kita memerlukan ilmu masa'il (ilmu feqah, ilmu syariat, ilmu muamalat, ilmu hudud dan lain-lain lagi). Untuk mendapatkan ilmu masa'il kita perlu pergi berjumpa dengan alim-ulama.

Nilai Ilmu - Dilaporkan di dalam hadith, lebih kurang maksudnya bahawa, "Allah akan memudahkan jalan ke syurga kepada seseorang yang berjalan di dalam jangka beberapa jarak untuk mencari ilmu pengetahuan. Para malaikat pula akan menghamparkan sayap-sayap mereka di bawah kakinya dan kesemua makhluk-makhluk yang berada di langit dan di bumi (sekalipun ikan-ikan di laut) akan mendoakan agar dia mendapat keampunan. Kelebihan seseorang yang berpengetahuan dari seorang yang hanya beribadat adalah diibaratkan seperti kelebihan bulan dari bintang-bintang.

Zikir - Maksudnya, sentiasa merasai bahawa Allah SWT sentiasa melihat dan memerhati kita dan dalam apa sahaja yang kita lihat, kita teringat akan Allah SWT. Untuk mendapatkan hakikat zikir kita perlu membuat tiga perkara:

(i) Kita hendaklah melakukan zikir sebanyak tiga ratus (300) selepas Solat Subuh dan selepas Solat Asar pada setiap hari; (A1)Seratus (100) kali istighfar dengan membayangkan dosa-dosa yang telah lalu. (A2) Seratus (100) Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdullillah (Segala puji bagi Allah), Laailahaillallah (tiada yang aku cinta melainkan Allah) dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar), (A3) Seratus (100) selawat kepada Rasulullah s.a.w dengan membayangkan bahawa tidak ada manusia yang telah berbuat baik kepada kita lebih dari Nabi Muhammad s.a.w.

(ii) Membaca al-Quran pada setiap hari, sebaik-baiknya satu juz dengan faham maknanya. Jika tidak boleh membaca al-Quran satu juz pada satu hari, maka kita hendaklah membacanya seberapa banyak yang mampu pada setiap hari. Jika pada hari itu kita tidak dapat membaca al-Quran, maka kita hendaklah mengadu kepada Allah SWT dengan berkata "Oh! Ya Allah,! apakah dosaku sehinggakan daku tidak diberi taufik untuk membaca al-Quran?

(iii) Kita hendaklah mengamalkan doa-doa masnun di dalam amalan seperti makan, minum, tidur dan sebagainya.

Nilai Zikir - Abu Mussa r.h. memberitahukan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda yang maksudnya lebih kurang: "Perbandingan orang yang berzikir dengan orang yang tidak berzikir adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati. Orang yang tidak berzikir itu adalah seperti orang yang mati.";- Riwayat Bukhari, Muslim dan al-Baihaqi.
Kesimpulan Maksud Ilmu; Maksud ilmu ialah mengetahui perintah Allah yang dikehendakiNya pada ketika itu.

Kelebihan Ilmu;- Allah mudahkan jalan ke syurga; malaikat menghamparkan sayap di bawah tapak kaki orang yang menuntut ilmu.
Cara hendak mendapatkannya; Dakwah maksud, doa hakikat kelebihan dan cari hadis kisah para sahabat s.a.w. yang datang dari Damsyiq yang sanggup meredah padang pasir untuk ke Madinah semata-mata sepotong hadis.
Kesimpulan Maksud Zikir;- Cahaya atau Nur.

Kelebihan Zikir;- Masuk ke syurga dalam keadaan tersenyum-senyum.
Cara hendak mendapatkannya;- Dakwah maksud, kelebihan dan cari hadis kisah para sahabat s.a.w. iaitu Khalid Al-Walid yang meminta 6 orang lawan 60,000 orang kafir; Amal zikir tiga ratus 300 pagi dan 300 petang, amal doa Masnun, solat Nafil; Doa dikurniakan hakikat tersebut.

(5) Apakah maksud Ikram Muslimin?
[Bermaksud memuliakan setiap orang Islam kerana imannya dengan menunaikan hak mereka tanpa menuntut hak daripada mereka] Apabila Allah SWT memuliakan seorang Islam yang mempunyai iman walaupun sebesar zarah dengan syurga yang luasnya sepuluh 10 kali dunia, maka wajarlah (sepatutnyalah) kita memuliakannya. Setiap orang Islam adalah berharga. Orang Islam berharga kerana mereka mempunyai iman. Kita patut memuliakan setiap orang yang beriman walaupun iman mereka hanyalah sebesar zarah. Apabila kita dapat memuliakan setiap mereka yang mempunyai iman walaupun imannya hanya sebesar zarah, maka kita akan dapat sifat tawadhuk. Dengan sifat tawadhuk kita akan dapat akhlak yang mulia. Dengan akhlak yang mulia kita akan dapat bersatu hati dan berkasih sayang. Apabila kita dapat bersatu hati dan berkasih sayang, maka mudahlah untuk kita menunaikan hak-hak orang Islam.

Nilai Ikram Muslimin - Diberitahu di dalam sebuah hadith lebih kurang maksudnya "Sesiapa yang dapat menyempurnakan keperluan saudara muslimnya maka itu adalah lebih baik baginya dari mengerjakan iktikaf sepuluh 10 tahun. Sesiapa yang melakukan iktikaf untuk sehari kerana mencari keredhaan Allah SWT, maka Allah SWT akan menjauhkan dia dari api Neraka sejauh tiga 3 parit dan satu parit jaraknya adalah di antara langit dan bumi;- Riwayat At-Tabrani. Maksud hadith, dari Abdullah bin Amr r.a. sesungguhnya seorang lelaki telah bertanya kepada Rasulullah s.a.w: "Siapakah yang lebih baik keislamannya?". Rasulullah s.a.w. menjawab "Kamu memberi makan dan mengucapkan salam kepada setiap orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.";- Riwayat Muslim dan Bukhari. Maksud hadith, dari Abu Hurairah r.a. Dia berkata, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: "Tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman dan kamu tidak dianggap beriman sehingga kamu saling cinta-mencintai. Mahukah saya tunjukkan kepada kamu sesuatu amalan yang jika kamu melakukannya nescaya kamu akan saling cinta-mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu.";- Riwayat Muslim.
Kesimpulan maksud;- Tunaikan hak saudara seIslam kita tanpa menuntut hak darinya.

Kelebihan;- Diberi tujuh puluh tiga 73 ganjaran = Satu 1 diberi di dunia dan tujuh puluh dua 72 lagi disimpan di Akhirat.
Cara hendak mendapatkannya;- Dakwah maksud, kelebihan dan cari hadis Kisah 3 orang sahabat ketika hampir syahid; Kasihi kanak-kanak, hormati 'Alim-Ulamak dan orang tua; Doa supaya dikurniakan hakikat tersebut.

(6) Apakah maksud Ikhlas Niat?
[Bermaksud melakukan setiap amalan hanya untuk mendapatkan keredhaan (yang disukai) Allah SWT dengan menunaikan perintah atau meninggalkan laranganNya. Walaupun Allah SWT menjanjikan bagi setiap amalan pahala, syurga, keampunan atau bantuanNya, namun kita tidak beramal untuk mendapatkan perkara itu. Kita hendaklah yakin dengan janji-janji Allah SWT serta membayangkannya ketika beramal tetapi niat kita hanyalah untuk mendapatkan keredhaan Allah SWT. Kita hendaklah membayangkan janji-janji Allah SWT ketika beramal agar amal itu dapat dilaksanakan dengan penuh keghairahan dan kesungguhan. Amalan yang dibuat dengan penuh keghairahan adalah lebih baik mutunya daripada amal yang dibuat tanpa keghairahan.

Ikhlas adalah nama lain bagi iman. Semakin kuatnya iman, maka semakin kuatlah ikhlas. Untuk mendapatkan ikhlas, kita perlu mendapatkan iman yang kuat. Untuk memperkuatkan iman, kita perlu membuat kerja Nabi s.a.w. dengan cara Nabi s.a.w.

Untuk mempastikan setiap amalan yang kita lakukan itu ikhlas, maka kita hendaklah memeriksa niat kita di permulaan, di pertengahan dan di akhir setiap amalan.]
Nilai ikhlas;- maksud Hadith, dari Abu Umamah r.h katanya: "Seseorang lelaki telah datang menemui Rasulullah s.a.w dan berkata, "Bagaimanakah pendapatmu mengenai seorang yang keluar di jalan Allah SWT semata-mata kerana mencari upah dan supaya terkenal, Apakah yang diperolehi oleh orang itu?" Rasulullah s.a.w bersabda: "Dia tidak mendapat apa-apa." Rasulullah s.a.w. mengulanginya hingga tiga kali dan kemudian berkata: "Sesungguhnya Allah SWT AzzawaJalla tidak akan menerima amalan melainkan yang dilakukan dengan ikhlas, semata-mata untuk mencari (kesukaan) keredhaanNya"-An-Nasai.]

Kesimpulan maksud;- Tunaikan perintah dan tinggalkan larangan Allah keranaNya.
Kesimpulan Kelebihan;- Dikurniakan ganjaran sebesar Bukit Uhud.
Cara hendak mendapatkannya;- Dakwah kelebihan, maksud dan cari cerita hadis s.a.w. kisah Saidina Ali r.a. ketika berlawan dengan orang Yahudi; Periksa amalan dari awal, pertengahan sehingga ke akhir waktu; Doa supaya dikurniakan hakikatnya.

(7) Apakah maksud Diri dan Harta Orang Mukmin Telah Dibeli Allah SWT Dengan Syurga?
[Bermaksud keyakinan bahawa harta, nyawa, masa bukan milik kita tapi milik Allah, dan Allah telah membeli jiwa orang yang berjalan di jalan Allah dengan syurgaNya. Untuk berjalan di jalan Allah kita perlu berfikir bagaimana hendak menyampaikan dakwah (tabligh) kepada diri keluarga dan umat seluruh alam sehingga bayi yang lahir pada Hari Kiamat dapat selamat dari Neraka dan masuk Syurga Allah]. Di dalam surah At-Taubah ayat 111 Allah SWT berfirman, maksudnya: "Sesungguhnya Allah SWT telah membeli diri dan harta mereka yang beriman, sebagai ganti bagi mereka itu syurga."; At-Taubah ayat 111. Allah SWT telah membeli seluruh diri dan harta orang yang beriman sebagai ganti bagi mereka syurga. Allah SWT ingin agar diri dan harta kita digunakan untuk membuat kerja Nabi s.a.w., ibadat, akhlak, membantu mereka yang miskin juga dalam kesusahan dan untuk keperluan diri sendiri. Diri dan harta hendaklah digunakan paling utama untuk memenuhi keperluan agama. Kita hendaklah melihat di seluruh dunia, di mana orang Islam berada di pinggir kekafiran dan kemurtadan. Di mana dunia umat Islam dilanda mala petaka, menunjukkan di situ banyak perintah-perintah Allah SWT yang telah ditinggalkan. Kita hendaklah bersedia melapangkan masa, dan berkorban diri dan harta untuk menziarahi umat Islam di sana dan mengajak mereka kepada usaha memperbetulkan iman dan amal. Apabila iman dan amal umat Islam di sana menjadi baik, maka kemurkaan Allah SWT akan terangkat dan Allah SWT akan menurunkan rahmat dan bantuannya. Untuk maksud memenuhkan keperluan agama di negara kita dan di seluruh dunia, maka kita hendaklah melapangkan masa pada setiap tahun selama empat 4 bulan atau empat puluh 40 hari. Baki waktu di dalam setahun, kita hendaklah melapangkan masa untuk memenuhi keperluan agama di tempat kita dengan melakukan lima 5 amalan;-

Cara;- Sampaikan maksud, kelebihan dan bercerita mengenai hadis yang berkaitan, Buat 5 amal masjid;
(1) setiap bulan kita melapangkan masa tiga hari untuk mengajak orang Islam kepada usaha membetulkan iman dan amal
(2) membuat dua 2 usaha ziarah seminggu untuk menjemput orang Islam di kawasan kita kepada majlis yang menerangkan faedah dan keuntungan mengamalkan agama yang dibuat di masjid kita dan di masjid jiran
(3) membuat dua halkah Taalim Fadhail setiap hari yang dibuat di masjid selepas satu waktu solat dan satu lagi dibuat di rumah
(4) mengadakan mesyuarat, sekali setiap hari di masjid yang bermaksud memikirkan keperluan agama di kawasan kita, di bandar dan di seluruh dunia
(5) melapangkan masa pada setiap hari selama 8 jam atau paling kurang 2 1/2 jam memakmurkan masjid dan memperbetulkan iman serta mengutamakan usaha meningkatkan iman dengan menziarahi jiran ketua keluarga orang Islam dari rumah ke rumah dan berpesan kepada mereka akan hakikat kalimah iman Laailahaillallah. Baki waktu kita, bolehlah digunakan untuk mengadakan halkah taalim, bersolat, membaca Al-Quran, berzikir atau bermesyuarat.
Kelebihan;- sepagi-sepetang di jalan Allah adalah lebih baik dari dunia dan seisi-isinya.

Nilai Berkorban Di Jalan Allah SWT;-
(1) maksud Hadith, dari Abu Hurairah r.a., Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: "Allah SWT menjamin bagi orang yang berjuang di jalanNya yang mana dia tidak keluar dari rumahnya melainkan berjihad di jalanNya serta membenarkan kalimahNya, bahawa Allah SWT akan memasukkannya ke dalam syurga ataupun ia akan dikembalikan oleh Allah ke tempat tinggalnya dengan apa yang diperolehinya berupa ganjaran ataupun harta rampasan."-Bukhari, Muslim
(2) maksud hadith, dari Ibayah bin rifa'al r.h bahawa Abu Abs telah menghampiri aku ketika aku sedang berjalan untuk solat Jumaat lalu berkata: Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: " Barangsiapa yang kedua kakinya terkena debu ketika berada di jalan Allah, maka Allah mengharamkan kedua kakinya bersentuh api neraka."-Al-Bukhari, Tirmidzi, An-Nasai.
Kesimpulan maksud;- Hendaklah yakin bahawa harta, masa, nyawa bukan milik kita tetapi milik Allah; Berfikir cara bagaimana diri keluarga dan umat seluruh alam hingga bayi yang lahir pada Hari Kiamat dapat selamat dari Neraka dan masuk syurga Allah.
Kesimpulan Kelebihan;- Berjalan sepagi-sepetang di Jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan seisi-isinya.

Cara hendak mendapatkannya;- Dakwah maksud, kelebihan, dan cari cerita hadis s.a.w kisah sahabat yang bernama Hawzalah r.a.tidak bersama dengan isterinya di malam pertama, syahid di Medan Uhud; Buat 5 amal masjid; Doa supaya dikurniakan hakikat Dakwah dan Tabligh.
Marilah bersama-sama kami untuk belajar dan memperbaiki diri berpandukan Al-Quran dan As-sunnah. Semoga kita dapat berkorban dengan diri, masa dan harta di Jalan Allah untuk mendapatkan keredhoanNya (Kesukaan Allah Subhanahu Wa Ta'Ala) dengan kesyukuran atas limpah rahmat serta kasih dan sayangNya. Moga kita dapat tergolong dari salah seorang Al-Jamaah dan Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah yang diredhoiNya.... Ameen! Ameen! Ameen! Ya Rabbal 'Alameeen...!

Ummati! Ummati! Ummati! Solaati! Solaati! Solaati! (Sebagaimana sabdaan terakhir Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam ketika menghembuskan nafas terakhir) yang rohnya dijemput Para Ratus Ribu Jutaan Malaikat Yang Mulia ke langit menuju ke arah kebahagiaan abadi di sisi Allah Rabbul 'Alameen, Yang Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Raja DiRaja, Maha Perkasa, Maha Bijaksana, Maha Agung, Maha Mulia lagi Maha Indah...
"Ya Allah... Letakkanlah diri ini dan diri kami di samping Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam yang dikasihi, bersama-sama juga para-para anbiya', para siddiqin, para syuhada', para auliya', para alim-ulama' akhirat, para mu'azin, para zahidin, para ahli al-Quran, para mukhlisin, para fuqaha, para sahabat-sahabat radiyallahuanhum, para insan beriman yang teraniaya serta ibu-bapa dan saudara-mara terawal hingga terakhir di Jannatul Firdaus di sisi wajahMu Yang Maha Mulia lagi Maha Indah... Ameen... Ameen... Ameen... Ya Rabbal 'Alameeen..."

Tuesday, May 18, 2010

Dakwah, Jalan Kemuliaan

Selasa, 4 Jamadilakhir 1431H :- Rasul-rasul tidak diamanahkan melainkan dengan tugas-tugas mulia dan Allah mengamanahkan mereka supaya melaksanakan dakwah. Allah berfirman yang bermaksud:

Sesungguhnya Kami utus bagi setiap umat seorang Rasul yang menyeru, sembahlah Allah dan jauhilah taghut” (surah an-Nahl ayat 36)

Nabi yang terakhir ialah Rasulullah SAW, selepas kematian baginda tiada lagi Nabi untuk menyampaikan atau mengajak manusia kepada dakwah. Oleh itu Allah berfirman yang bermaksud :

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat (kelompok) yang mengajak kepada kebajikan (Islam), memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS. Ali Imran [03]: 104)

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan hubungan manusia dengan manusia lainnya. Sehingga individu dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Tidak ada satu pun agama atau ideologi lain yang memiliki aturan semacam itu apalagi menandinginya. Rasulullah SAW telah menjelaskan hubungan individu dengan masyarakat ini melalui sabdanya:

“Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan batas (peraturan) Allah adalah laksana kelompok penumpang kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan sebagian lain di bagian bawah, jika mereka memerlukan air, maka harus berjalan melewati bagian atas kapal. Maka merekapun bekata, “bagaimana jika kami lubangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapatkan air), kerana hal itu tidak menyakiti orang yang berada di bagian atas.” Jika kalian biarkan mereka berbuat menuruti keinginan mereka itu, maka binasalah mereka, dan seluruh penumpang kapal itu. Tetapi jika kalian cegah mereka, maka selamatlah mereka dan seluruh penumpang yang lain.” (HR. Bukhari)

Baginda juga menjelaskan bagaimana pentingnya kerjasama individu dan masyarakat, dimana individu menjaga kesejahteraan masyarakat dan masyarakat menjaga individu. Sabda Beliau SAW:

Perumpamaan orang-orang muslim, bagaimana kasih sayang dan tolong menolong terjalin antar mereka, adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian merintih merasakan sakit, maka seluruh bagian tubuh akan bereaksi membantunya, dengan berjaga (tidak tidur) dan bereaksi meningkatkan panas badan (demam).” (HR. Muslim)

Oleh karena itu Islam mewajibkan setiap pemeluknya untuk bertanggung jawab terhadap saudaranya dan segenap umat manusia pada setiap waktu dan keadaan. Rasulullah SAW bersabda:

Siapa saja yang bangun pagi hari dan ia hanya memperhatikan masalah dunianya, maka orang tersebut tidak berguna apa-apa disisi Allah; dan barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka.” (HR. Thabrani dari Abu Dzar Al Ghifari)

Umat Islam memerlukan orang-orang yang mampu membawa umat kembali menuju kemuliaan dan ketinggiannya dengan jalan meningkatkan taraf berpikir umat dengan pemikiran Islami berdasarkan AlQuran dan al-Sunnah. Insyallah tidak mustahil kejayaan Islam akan dinikmati seperti pada masa Rasulullah SAW, para shahabat, Khulafaur Rasyidin dan para kekhalifahan sesudahnya akan terulang kembali. Sebagaimana firman Allah SWT:

”Dan Allah SWT telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh pasti menjadikan mereka berkuasa di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa…” (QS. An Nur [24]: 55)

Oleh sebab itu, orang yang memiliki rasa tanggung jawab dan peduli terhadap diri, keluarga, dan umatnya serta mengharapkan keredhaan Rabbnya, akan berusaha sekuat tenaga melakukan perubahan ke arah Islam. Berkaitan dengan ini Allah SWT mensyariatkan umatnya dengan dakwah yang merupakan salah satu bagian syariat Islam. Dengan dakwah, Islam akan kembali tersebar ke seluruh penjuru dunia, dipeluk, difahami dan diamalkan oleh manusia dari berbagai suku dan bangsa.

Dakwah menurut makna bahasa adalah seruan. Sedangkan menurut makna syara’, dakwah adalah seruan kepada orang lain agar mengambil yang khoir (Islam), melakukan kema’rufan dan mencegah kemunkaran. Atau juga dapat didefinisikan dengan upaya untuk merubah manusia –baik perasaan, pemikiran, maupun tingkah lakunya dari jahiliyah ke Islam, atau dari yang sudah Islam menjadi lebih kuat lagi Islamnya. Berkaitan dengan dakwah ini Allah SWT berfirman:

Serulah manusia ke jalan Rabbmu (Allah) dengan jalan hikmah (hujjah) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An Nahl [16]: 125)

“Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lainnya. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah dan sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Taubah [09]: 71)

Sabda Rasul yang bermaksud: "Sampaikan daripadaku walaupun satu ayat". Dan Sabdanya lagi: “Katakan yang benar itu walaupun pahit”.

Dari ayat-ayat itu, jelas bahwa dakwah hukumnya wajib karena Allah berjanji akan memberi rahmat kepada orang yang berdakwah. Hal ini merupakan indikasi (qarinah) yang menunjukkan ketegasan perintah tersebut. Demikian pula qarinah yang tegas itu terlihat pada sabda Rasulullah SAW:

Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sungguh kalian (memiliki dua pilihan, yaitu) benar-benar memerintah berbuat ma’ruf dan melarang berbuat munkar, ataukah Allah akan mendatangkan siksa dari sisi-Nya yang akan menimpa kalian. Kemudian setelah itu kalian berdo’a, maka do’a itu tidak akan dikabulkan.” (HR. Tirmidzi)

“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemunkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, dan apabila ia tidak mampu, maka hendaklah ia merubahnya dengan lisannya, dan apabila ia tidak mampu, maka hendaklah merubahnya dengan hatinya. Dan sesungguhnya hal itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At Turmidzi, An Nasaa’i, Ibnu Majah, dari Abi Sa’id Al Khudri)

Pendakwah adalah siapa saja yang telah terkena taklif syar’i, yaitu Islam, baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan sama saja. Sedangkan orang yang menerima dakwah adalah orang kafir, baik ahli kitab maupun musyrik (sebagai individu maupun negara) dan orang Islam sendiri.

Antara firman Allah berkaitan dakwah berbentuk individu, jamaah atau negara ialah:

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (agama) Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata sesungguhnya aku ini termasuk golongan orang-orang muslimin.” (QS. Fushshilat [41]: 33)

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat (kelompok) yang mengajak kepada kebajikan (Islam), memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran [03]: 104)

Rasulullah SAW bersabda:

Rasulullah SAW (sebagai kepala negara) tidak pernah memerangi suatu kaum, melainkan sesudah terlebih dahulu beliau menyampaikan dakwah Islam kepada mereka.” (HR. Imam Ahmad)

Tujuan menjalankan dakwah untuk menjadikan Islam sebagai rahmat. Allah SWT berfirman:

Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al Anbiya [21]: 107)

Firman Allah yang bermaksud:

“Wahai orang-orang yang beriman! apakah kamu mau aku tunjukkan satu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari siksaan yang sangat dahsyat: ” Hendaklah kamu beriman kepada Allah dan Rasulnya serta Kamu berjihad dengan harta dan jiwa kamu pada jalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui”. (As Shof 10- 11).

“Sesungguhnya orang-orang yang sebenar-benarnya beriman hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka tidak ragu-ragu lagi, serta mereka berjihad dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah; mereka itulah orang-orang yang benar". (Al-Hujurat 15)

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfa'at bagi orang-orang yang beriman.” (QS adz-Dzariyat/51:55).

Monday, May 17, 2010

Adab Bertamu - Mengintai Selepas Beri Salam Dicela

Isnin, 3 Jamadilakhir 1431H : - MENGETAHUI adab bertamu yang diajarkan Rasulullah SAW akan membuatkan kedatangan tetamu tidak mengganggu hak tuan rumah sebaliknya menjadi kesenangan kepada mereka untuk memberi layanan sebaiknya.

Adab bertamu yang perlu diberi perhatian sebaik tiba di rumah yang dikunjungi hendaklah memberi salam dan paling banyak ialah tiga kali untuk memberitahu tuan rumah akan kedatangan kita. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Apabila sudah memberi salam, tetapi tidak ada jawapan, dinasihatkan menangguh kunjungan itu. Ada sesetengah kita kerana sudah terbiasa dengan jiran atau saudara-mara, adab bertamu tidak diberi perhatian, malah menganggap rumah mereka seperti rumah sendiri.
Daripada Kildah ibn al-Hambal, “Aku mendatangi Rasulullah SAW lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah bersabda: Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan ‘Assalamualaikum’, boleh aku masuk?” (Hadis riwayat Abu Daud dan Tirmidz)

Begitu juga jika salam sudah diberi dan dijawab oleh tuan rumah, masih tidak boleh terus menyerbu ke dalam rumah selagi tidak mendapat keizinan atau tidak dijemput bagi menjaga maruah tuan rumah kerana takut masih belum bersedia berjumpa tetamu. Sahal ibn Sa’ad berkata, Nabi SAW bersabda bermaksud: “Sesungguhnya disyariatkan minta izin adalah kerana untuk menjaga pandangan.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Mengetuk pintu atau membunyikan loceng juga perlu dengan cara yang betul bagi memastikan ketukan itu tidak mengganggu hingga menyebabkan timbul rasa marah disebabkan cara ketukan terlalu kuat, keras atau berlebihan. Hendaknya ketukan itu adalah ketukan sekadar saja, bukan ketukan yang mengganggu seperti ketukan kuat sehingga mengejutkan penghuni rumah. Keadaan itu pernah diceritakan Anas bin Malik dengan kata: “Kami pada masa Nabi SAW mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (Hadis riwayat Bukhari)

Apabila memberi salam, jangan berdiri mengadap pintu atau mengarah terus ke ruang dalam rumah bertujuan memberi peluang tuan rumah mempersiapkan diri sebelum berjumpa dengan tetamu yang datang ke rumah mereka. Ada kalanya tuan rumah dalam keadaan tergesa-gesa menyahut panggilan untuk memberitahu tetamu bahawa mereka mendengar salam atau ketukan, tetapi masih memastikan diri mereka dalam keadaan sudah bersedia.

Abdullah bin Bisyr berkata, mengenai amalan Rasulullah SAW, “Adalah Rasulullah SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum, Baginda tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan ‘Assalamualaikum’,” (Hadis riwayat Abu Dawud)

Antara perangai orang yang berkunjung ke rumah seseorang, suka mengintai ke dalam rumah untuk melihat kelibat tuan rumah padahal Rasulullah SAW sangat mencela perbuatan itu dan memberi ancaman kepada pengintip. Seorang tamu hendaknya tidak tersinggung apabila disuruh pulang kerana hal ini termasuk adab yang penuh hikmah dalam syariat Islam. Di antara hikmahnya adalah demi menjaga hak tuan rumah.

Allah berfirman bermaksud: “Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: kembali (sajalah), maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Surah an-Nuur, ayat 28) Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata bahawa meminta izin sebelum masuk rumah itu berkenaan dengan penggunaan hak orang lain. Oleh kerana itu, tuan rumah berhak menerima atau menolak tamu yang datang

Wednesday, May 12, 2010

Hati Penentu Baik, Buruk Amalan

Rabu, 28 Jamadilawal 1431H : - Sesungguhnya hati akan menjadi penentu baik atau buruk amalan seseorang itu. Orang muslim yang mempunyai keimanan yang sebenar yang berpaksikan kepada kalimah Allah akan cenderung ke arah kebaikan dan sebaiknya mereka yang berpaksi selain daripada Allah akan cenderung melakukan amalan yang bertentangan dengan suruhan Allah dan RasulNya.

Orang beriman sentiasa terdorong melakukan kebaikan dalam hidup .HATI ibarat raja dalam diri manusia kerana di situ letaknya keyakinan seorang hamba terhadap Tuhannya. Hati juga menjadi sasaran syaitan untuk menyesatkan manusia. Manusia mempunyai hati yang baik, sentiasa berada dalam ketenangan, kedamaian dan ketenteraman.

Berkaitan hati, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Di dalam diri manusia ada seketul daging, apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh anggota lahir manusia. Jika seketul daging itu rosak maka seluruh anggota lahir manusia itu akan rosak, itulah dia hati."
Allah menilai orang yang beriman dan beramal soleh melalui hati baik yang memiliki sifat mahmudah untuk dimasukkan ke dalam syurga-Nya. Firman Allah yang bermaksud: "Sesungguhnya Allah memasukkan orang beriman dan beramal soleh ke dalam syurga di bawahnya sungai, sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (Surah al-Haj, ayat 14)

Jelaslah orang beriman dan beramal soleh mempunyai sifat terpuji seperti berkasih sayang sesama Muslim, bersikap lemah lembut, pemaaf, tenang, berbakti terhadap ibu bapa, sabar apabila susah, syukur apabila senang, mengawal diri ketika marah, bertimbang rasa serta berakhlak baik.

Segala sifat terpuji berpunca dari hati. Oleh itu, sifat terpuji mesti dimiliki dulu yang boleh mendorong kita melakukan amal soleh dalam kehidupan di dunia. Semuanya akan dinilai oleh Allah dan diberi nikmat syurga. Dalam kehidupan masyarakat Melayu ada banyak peribahasa berkaitan hati seperti 'ada hati' iaitu mempunyai perasaan, 'kecil hati' yang bermaksud merajuk dan berasa tersinggung, 'hati muda' bermaksud rasa muda dalam hati, 'rasa hati' bermaksud perasaan, 'terang hati' bermaksud mudah mengerti dan 'hati kecil' bermaksud perasaan dalam batin. Segala-galanya berpunca dari hati.

Hati yang bertakwa dan bersih tidak ada sifat derhaka, khianat, dendam, dengki dan rakus. Imam Al-Ghazali dalam bukunya Keajaiban Hati dan Keunikannya menyatakan, hati ibarat cermin yang dapat memantulkan pelbagai bentuk benda yang mengarah padanya sehingga tampak bayangan bermacam bentuk itu silih berganti, tanpa henti, ibarat sebuah telaga yang airnya dari pelbagai air sungai yang tidak terjamin kebersihan dan kejernihannya, dapat pula telaga itu berisi air dari kedalaman telaga itu sendiri melalui sumber mata air yang memancar dari dalam.

Oleh itu, hati melalui pintunya yang mengalir kepada pancaindera luar dapat menampung dan menyerap ilmu empiris, melalui proses pembelajaran; sedangkan melalui pintunya yang mengarah ke alam malaikat, ia dapat menyerap ilmu melalui jalan ilham.

Manusia mengawal (makrifat) kepada Allah adalah melalui hatinya, bukan melalui anggota tubuh jasmaninya. Hatilah yang dapat mengenal Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Hatilah yang mengadakan interaksi dengan Allah, dan selalu berjalan menuju ke hadrat-Nya. Sementara itu, hati yang diterima Allah, adalah apabila bersih dari yang selain Allah.
Manakala, hati yang akan terhalang dari Allah adalah apabila ia sibuk dan tenggelam dengan selain Allah. Hatilah yang bakal dituntut, serta diajak berbicara, dan dicela, jika ingkar kepada-Nya. Hatilah yang akan merasa bahagia dan beruntung kerana mendekatkan hubungan dengan Allah dan kebersihannya.

Sebaliknya, hati yang akan dimainkan, dicaci, dimaki, diseksa pula adalah hati yang kotor berlumuran noda dan dosa. Ali bin Abi Thalib berkata, "Sesungguhnya Allah mempunyai tempat air di bumi-Nya, iaitu hati. Maka hati yang paling dikasihi Allah ialah paling halus, bersih dan keras." Kemudian Ali mengatakan, "Yang paling keras hati itu mengenai agama, paling bersih mengenai keyakinan dan paling halus adalah kepada saudaranya."

Kata-kata lain mengenai hati, "Sebaik-baik kaya ialah kaya hati, sebaik-baik bekal ialah takwa, seburuk-buruk buta ialah buta hati, seburuk-buruk dosa ialah berdusta, seburuk-buruk usaha ialah memungut riba, seburuk-buruk makanan usaha ialah makan harta anak yatim, sesiapa memaafkan orang akan dimaafkan Allah dan sesiapa mengampuni orang akan diampuni Allah."

Jelaslah, tempat ilmu terletak di hati. Hati memiliki kemampuan untuk mengatur seluruh anggota tubuh. Jiwa yang tenang juga terletak pada hati seseorang. Allah berfirman yang bermaksud: "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diredai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku." (Surah al-Fajr, ayat 30)

Hati yang taat kepada Allah, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Hati itu ada empat macam iaitu; hati yang bersih di dalamnya ada pelita bersinar, itulah hati orang mukmin. Hati yang hitam seluruh permukaannya, itulah hari orang kafir. Hati tertutup yang terlihat tutupnya, itulah hati orang munafik. Hati yang memiliki dua sisi, yang satu iman dan yang lain nifaq." (Hadis Ahmad dan Thabrani).
Oleh Aminudin Mansor

Tuesday, May 11, 2010

Doa

Selasa, 27 Jamadilawal 1431H :- Doa merupakan senjata bagi orang mukmin. Doa juga merupakan tanda pergantungan, pengharapan dan permohonan seorang hamba kepada Allah s.w.t. Kita hendaklah banyak dan selalu berdoa kepada Allah dengan penuh harapan dan kesabaran. Insyallah, akan diperkenankan oleh Allah SWT samada segera, ditangguhkan atau diperkenankan diakhirat kelak.

Hakikat Doa

"Firman Allah Dalam Surah Al-Baqarah Ayat Ke-187... maksudnya""Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka) sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menyahut seruan-Ku (dengan mematuhi perintah-Ku), dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku supaya mereka sentiasa berada dalam kebenaran."

Mengapa Berdoa.

Berdoa adalah suatu perkara yang mulia di sisi Allah. "Daripada Abi Hurairah, sabda baginda... maksudnya: "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia bagi Allah melainkan berdoa"

Berdoa kepada Allah tidak akan mengurangkan pemilikan Allah walau sedikit pun. Malah ia merupakan tanda keagungan Allah dan kehebatan-Nya.

"Abu Zar meriwayatkan daripada Rasulullah, sabdanya bahawa Allah s.w.t. berfirman... maksudnya: "Wahai sekalian hamba-hamba-Ku, sekiranya kamu semua, sama ada umat terdahulu atau pun terkemudian, manusia mahu pun jin, berdiri di satu kawasan lapang, kemudian memohon kepada-Ku, lalu aku berikan setiap orang permintaannya, ia tidak akan mengurangkan apa yang ada di sisi-Ku, melainkan sepertimana kurangnya sebatang jarum yang dimasukkan ke dalam lautan"

Monday, May 10, 2010

Hadis : Harta dan Haknya

Isnin, 26 Jamadilawal 1431H : Sesungguhnya telah bersabda RasululLah saw: “Rosaklah orang-orang yang memperbanyakkan harta kecuali orang yang mengkhususkan untuk kepentingan hamba-hamba Allah SWT (bahagian yang ditentukan), tetapi sedikit sekali yang melakukan sedemikian”. ( Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.)

Pengajaran hadis:
  • Penggunaan harta hendaklah secara bijaksana dan mengikut landasan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
  • Setiap penggunaan harta akan dipersoalkan oleh Allah SWT.
  • Beruntunglah orang yang menggunakan harta yang dianugerahkan oleh Allah SWT secara berjimat-cermat tanpa adanya sebarang pembaziran.
  • Bersihkan harta yang dikumpul dengan berzakat, bersedekah, memberi hadiah atau makanan dan seumpamanya boleh memberikan keberkatan di dalam kehidupan dunia dan akhirat.
  • Harta yang dibelanjakan dijalan Allah dan ikhlas kerana Allah amat besar ganjarannya di sisiNya.

Friday, May 7, 2010

Hadis :Sayangilah Solat

Jumaat, 23 Jamadilawal 1431H : Sebagai seorang yang mengakui beriman kapada Allah dan RasulNya maka tuntutan kedua yang wajib dilakukan ialah mendirikan solat lima waktu. Solat amat penting kepada seorang yang mengakui beriman kerana ia menentukan kedudukan seseorang itu d idunia dan di akhirat. Rasulullah saw bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ. فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ".

رواه الترمذي(1) وكذلك أبو داود والنسائي وابن ماجه وأحمد

Maksudnya: Dari Abi Hurairah r.a. katanya: Telah bersabda Rasulullah saw: Sesungguhnya perkara pertama yang yang akan dihitung dan dihisab dari seorang hamba tentang amalannya ialah solatnya. Jika baik maka berjaya dan cemerlanglah dia. Jika rosak maka gagal dan rugilah dia. Jika terkurang darinya apa yang telah difardhukan maka telah berfirman Allah mengenainya: “Lihatlah .. adakah masih ada hamba ku ini memiliki amalan sunat maka amalan tersebut akan menyempurnakan kekurangan pada fardhu nya. Setelah itu seluruh amalannya yang lain dinilai mengikut kaedah ini. (Hadith: Riwayat Tarmizi, Abu Daud, Nasaiy, Ibnu Majah Dan Ahmad)


Pengajaran:
  1. Solat adalah rukun iman islam yang ke dua selepas kalimah syahadat / tauhid.
  2. Solat membezakan muslim dan kafir.
  3. Solat adalah tiang agama . Sesiapa yang meninggalkan solat ia meruntuhkan agama.
  4. Solatlah sebagaimana Rasulullah SAW solat.
  5. Solat yang sempurna akan menjauhkan diri dari perbuataan keji dan mungkar.
  6. Solat merupakan amalan yang pertama akan dihisab.
  7. Jika solatnya baik dan diterima maka beruntunglah dia dan sebaliknya jika solatnya buruk maka malanglah dia.
  8. Jika amalan solatnya diterima maka mudahlah untuk amalan-amalannya yang lain.
  9. Jika amalan fardunya berkurang, amalan sunat akan dihisab untuk menampung amalan fardhunya
  10. Oleh itu jangan abaikan amalan-amalan sunat dan perlu usaha untuk diperbanyakkan.

Wednesday, May 5, 2010

Persaudaraan Dalam Islam

Rabu, 21 Jamadilawal 1431H ; “Sesungguhnya orang-orang mu’min itu bersaudara kerena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah SWT supaya kamu mendapat rahmat. ”(Al-Hujurat : 10).

Semua muslim adalah bersaudara. Karena itu, jika bertengkar mereka harus bersatu kembali dan bersaudara seperti biasanya. Hal ini diperkuat oleh larangan Rasulullah SAW terhadap permusuhan antara muslim. Abu Ayyub Al-Anshary meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidak seorang muslim memutuskan silaturrahmi dengan saudara muslimnya lebih dari tiga malam yang masing-masingnya saling membuang muka bila berjumpa. Yang terbaik diantara mereka adalah yang memulai mengucapkan salam kepada yang lain.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Persaudaraan yang dimaksudkan adalah bukan menurut ikatan geneologi, tapi menurut ikatan iman dan agama. Hal tersebut diisyaratkan dalam larangan Allah SWT mendoakan orang yang bukan Islam setelah kematian mereka. Firman Allah SWT : “Tiadalah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman meminta ampun (kepada Allah SWT) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kerabatnya.” (At-Taubah : 113).

Ini sama sekali tidak bererti bahwa seorang muslim diizinkan mengabaikan ikatan keluarganya walaupun dengan kerabat non muslim. Dasar kebajkan kepada orang tua dan keluarga dapat ditemukan dalam Al-Qur’an sendiri. Firman Allah SWT : “Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua ibu bapaknya.” (QS. Al-Ankabut )

Mengutamakan persaudaraan Islam lebih dari yang lain sama sekali tidak mempengaruhi ikatan darah, biarpun dengan kerabat non-Muslim. Nabi SAW menekankan pentingnya membangun persaudaraan Islam dalam batasan-batasan praktis dalam bentuk saling peduli dan tolong menolong. Sebagai contoh, Beliau bersabda, “Allah SWT menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya” (H.R. Muslim).

Bodoh sekali seorang muslim yang mengharapkan belas kasih khusus dari Allah SWT jika ia tidak memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan muslim lainnya. Sebagai akibatnya, persaudaraan kaum muslim tidak saja merupakan aspek teoritis ideologi Islam, tapi telah terbukti dalam praktek aktual pada kaum muslim terdahulu (salaf) ketika mereka menyebarkan Islam kepenjuru dunia. Kemanapun orang-orang Arab muslim pergi, apakah itu ke Afrika, India, atau daerah-daerah terpencil Asia, mereka akan disambut hangat oleh orang-orang yang telah memeluk Islam tanpa melihat warna kulit, ras, atau agama lamanya. Tidak ada tempat dalam Islam bagi pemisahan kelas maupun kasta.

Tata cara melaksanakan shalat tidak ada tempat istimewa, dan semua harus berdiri bahu membahu dalam baris-baris lurus. Demikian pula dalam pemilihan imam (pemimpin Shalat) tidak didasarkan status sosialnya dalam masyarakat, namun atas kemampuannya dalam menghafal al-Qur’an. Itulah mengapa seorang imam dapat di tunjuk dari anak yang berusia enam tahun sebagaimana kejadian pada seorang shahabat muda, Salamah. Nabi SAW. mengatakan pada kabilahnya, “Jika waktu shalat tiba, slah seorang dari kalian harus mengumandangkan adzan (panggilan shalat)”. Ketika mereka mencari diantara mereka sendiri, mereka tidak menemukan orang yang tahu tentang Al-Qur’an lebih dari Salamah sehingga mereka menunjuknya sebagai imam walaupun ia baru berusia enam atau tujuh tahun pada saat itu. (Diriwayatkan oleh salamah dan dikeluarkan oleh al-Bukhari, dan Abu Dawud).

Dalam Islam, zakat, berupa kewajiban atas orang-orang kaya atau relatif kaya untuk menyerahkan sebagian dari simpanan tahunan mereka kepada orang-orang miskin, merupakan perwujudan tanggung jawab sosial ekonomi dari persaudaraan itu. Sebab, walaupun kedermawanan amat dianjurkan oleh Islam sebagai mana oleh agama lain, tanggungjawab ini dalam Islam dilembagakan dan dipungut oleh negara untuk menjamin kelangsungan hidup ekonomi orang-orang miskin.

Sebenarnya, semua hukum-hukum ekonomi dalam islam selalu menekankan perlindungan atas hak-hak persaudaraan.Praktek-praktek ekonomi yang dengan suatu cara menarik keuntungan atau merugikan anggota-angota masyarakat adalah terlarang keras.Makanya pinjaman yang diaku dalam Islam adalah pinjaman tanpa bunga, sebab pinjaman dengan bunga pada umumnya mengambil keuntungan yang tidak adil dari orang lainketika mereka dalam posisi yang secara ekonomis lemah.

Demikian pula pilar terbesar Islam, haji, yang mengandung esensi pilar-pilar lainnya, menekankan persaudaraan orang-orang beriman dalam semua ritus-ritusnya. Pakaian bagi orang-orang laki-laki yang sedang haji, dikenal dengan Ihram terdiri dari dua lembar kain, selembar dipakai seputar pinggang, selembar yang lain diselempangkan di atas bahu. Kesederhanaan pakain in dikenakan oleh jutaan jamaah haji dari berbagai penjuru dunia menunjukan hakekat persatuan dan persamaan dalam persaudaraan Islam.

Keaslian prinsip persaudaraan yang meliputi segala ritual keagamaan dan hukum-hukum dalam Islam telah dan terus menjadi faktor kunci dalam menarik manusia di seluruh dunia untuk masuk Islam. Namun, patut dicatat, bahwa prinsip persaudaraan ini telah ditantang dalam prakteknya oleh munculnya nasionalisme diantara kaum muslimin. Walaupun para ulama dengan tegas menentang segala bentuk tribalisme (kesukuan), nasionalisme dan rasisme. Nasionalisme telah ditimbul dikalangan kaum muslim setelah tumbangnya generasi awal (salaf) Berabad-abad setelah wafatnya Nabi saw, nasionalisme arab, Persia dan Turki meruntuhkan umat muslim ketika kepemimpinan terus berpindah tangan diantara mereka selama masa-masa itu.

Bentuk awal nasionalisme ini kemudian diperberat oleh kolonialisme Eropa yang meninggalkan umat Islam terpecah belah ke dalam seribu satu kesatuaan-kesatuan nasional yang berskala kecil dan dangkal. Walaupun ikatan umum Islam tetap berlanjut menyatukan umat dalam persaudaraan, pemerintah mereka masing-masing mengeksploitasi segala kesempatan yang dapat membangkitkan perasaan-perasaan nasionalisme agar massa muslim tetap terpecah-pecah, sehingga pemerintahan mereka yang pada sebagian besar kasus anti Islam dapat terus terpelihara.

Kelemahan yang menghentam kehidupan umat Islam sekarang ini, mulai dari runtuhnya khilafah Islamiyah sampai terpencilnya negeri-negeri Islam sehingga harus menjadi bagian dunia ketiga, merupakan satu pertunjuk yang paling jelas menurunnya rasa persaudaraan dikalangan umat Islam itu sendiri. Perpecahan dikalangan umat yang mempunyai kepentingan-kepentingan golongan ikut meluluh lantahkan pilar-pilar persaudaraan itu. Maka kata kunci untuk mampu menegakan Islam di dunia ini, adalah dengan mempereratkan persaudaraan diantara sesama umat Islam dan menyingkirkan jauh-jauh rasa ta’asubiyah (kelompok), dan keyakinan penuh bahwa nasionalisme bukan dari bagian kita sedikitpun.

(Diringkas dari buku, Menolak Tafsir Bid’ah Abu Ameenah Bilal Philips, hal.121-127)Dikutip dari: www.alislam.or.id – www.pakdenono.com

Monday, May 3, 2010

Bonus Amal Soleh Di Dunia

Isnin, 19 Jamadilawal 1431H : Alkisah, tiga orang sahabat pernah bermalam di sebuah gua dalam suatu perjalanan musafirnya. Tiba-tiba sebuah batu gunung yang besar jatuh persis di hadapan pintu gua itu. Apa daya, mulut gua yang tadinya terbuka kini tertutup rapat.

Tiga sahabat ini berusaha untuk mendorong batu, tetapi tenaga mereka tidak mampu untuk menggesernya walau sedikit. Mereka hampir-hampir putus asa lantaran tidak menemukan jalan keluar yang boleh menyelamatkan nyawa mereka.

Salah seorang dari mereka kemudian berkata, "Apakah kita pernah melakukan suatu amal kebajikan besar sepanjang hidup? Apabila pernah, kita mohon saja dari Allah ganjarannya boleh diberikan segera biar kita boleh sela dari malapetaka ini."Mereka berusaha untuk mengingat-ingat amal kebajikan besar apa yang pernah dilakukan sepanjang hayatnya. Kerana mungkin dengan cara seperti ini, Allah berkenan untuk menyelamatkan mereka dari maut yang tidak dikehendakinya itu.

Yang pertama berkata dalam doanya, "Illahi, dahulu aku punya orang tua. Ku pelihara mereka dari anak isteriku seklipun. Bahkan aku tidak akan menyentuh makanan sebelum tangan kedua mereka yang menyentuhnya. Illahi suatu hari aku pulang larut malam kerana mencarai nafkah. Ku dapati kedua orang tuaku, isteriku dan anak-anakku sudah tertidur. Kusiapkan makanan mereka dan ku hidangkan untuk kedua orang tuaku. Aku tidak mahu membangunkan tidur mereka kerana khuatir mengganggu. Kutunggui mereka sampailah fajar terbit. Anak-anakku menangis dan bergelentangan di kakiku meminta makanan. Tapi, ya Rabbi, aku tidak beri mereka makanan itu sampailah kedua orang tuaku bangun dan memakannya. Illahi, apabila yang ku lakukan itu semata-mata keranan wajah-Mu dan ada nilainya di sisi-Mu, maka selamatkanlah kami dari bencana ini."Tiba-tiba dengan batu gunung yang besar itu, dengan kuasa Allah bergeser sedikit dari tempatnya. Namun, mereka masih belum boleh keluar dari sana.

Yang kedua berdoa, "Allahumma, ya Allah, dahulu aku punya seorang sepupu perempuan. Aku sangat mencintainya. Suatu hari aku berniat jahat padanya, tetapi dia menolak. Selang berapa tahun kemudian, dia mendatangiku. Ku berikan padanya wang seratus dua puluh dinar dengan syarat dia mahu melayaniku. Ketika aku akan menyentuhnya, dia berkata padaku, 'ittaqullah, takutlah kamu pada Allah. Tiada berhak seseorang menyentuh wanita lain kecuali isterinya." Aku lari meninggalkannya padahal dia adalah wanita yang paling ku cintai. Aku juga tidak mengambil kembali wang yang telah ku berikan padanya. Illahi ya Rabbi, apabila yang ku lakukan itu ada nilainya di sisi Mu, maka selamatkanlah kami dari tempat ini."Tiba-tiba dengan kuasa Allah batu raksasa itu bergeser lagi sedikit. Akan tetapi, mereka masih belum boleh keluar.

Yang ketiga berdoa, "Ya Allah ya Rabbi. Dahulu aku ada banyak pekerja. Setiap saat ku bayar gaji mereka dengan penuh. Suatu hari salah seorang dari mereka tidak datang untuk mengambil gajinya. Ku simpan wangnya dan ku jadikan modal usaha sampai akhirnya ia berkembang. Kemudian dia datang untuk meminta gajinya. Ku katakan padanya bahawa binatang-binatang ternak yang ada, unta, sapi, kambing, dan hamba-hamba sahaya itu adalah milikmu. Semula dia tidak percaya, tetapi setelah aku jelaskan di ambil semua miliknya dan tidak sedikit pun dibiarkannya untuk ku. Ya Allah ya Rabbi, apabila yang ku lakukan itu ada nilainya di sisi-Mu, maka selamatkan kami dari tempat ini."Dengan kuasa Allah, batu gunung yang besar itu akhirnya bergeser lagi. Akhirnya mereka keluar dan selamat dari bencana besar itu.

Kesimpulan dari cerita ini, Ibnu Hajar berkata, "Jika bertawasul dengan amal soleh dan amal kebajikan boleh bermanfaat, apa lagi bertawasul dengan tokoh-tokoh amal soleh